Tuesday, March 3, 2015

rangkuman sejarah kelas 10 semester 2



Bab 5 –pengaruh kebudayaan bacson, hoa-bihn, & dongson,
Sa-huynh dan india terhadap perkembangan masyarakat purba di indonesia.
A.      bacson, hoa-bihn, & dongson.
Perkiraan budaya bacson-hoabihn, dongson dan sa huynh terletak di bagian selatan vietnam. Di indonesia, manusia ini menghasilkan budaya palaeolithikum (batu tua), kemudian terjadilah migrasi manusia melanesoid dari teluk tonkin (tepatnya dari kawasan bacson-hoabihn). Pola hidup sudah menetap, membawa budaya mesolithikum (batu tengah).
Melakunan perpindahan dg jalur:
a.       teluk tonkin –semenanjung malaka –sumatra –kalimantan.
b.      Teluk tonkin –cina –formosa –sulawesi –jawa timur.
Dongson (nama di daerah tonkin, vietnam utara). Kebudayaan perunggu di asia dinamakan kebudayaan dongson (dari nama daerah ditemukannya peninggalan budaya zaman perunggu).
Manusia pendukung: bangsa deutro melayu (500 SM). Kebudayaan: materiil, bercocok tanam, astronomi, membuat perahu. Kepercayaan: animisme, dinamisme.
1.       Hasil budaya: nekara, genta, kapak corong, cangkul bercorong, mata panah, mata tombak, belati, gelang, timang, ikat pinggang. Teknik pembuatan: teknik cetak lilin (a cire perdue).
2.       Hubungan dengan budaya indonesia: dari penemuan hasil budaya perunggu:  nekara di indonesia (sumatra, jawa, maluku selatan). Hasil penelitian F Heger: terdapat budaya antara kep. Nusantara dg peradaban di asia tenggara.
Kesimpulan: bangsa melanesoid k indo. Dg budaya mesolithikum membawa dampak:
a.       Terjadi kontak kultural & kelompok manusia
b.      Mulai masuk zaman perundagian (pengaruh budaya bacson –hoabin & dongson).
c.       Berkembang budaya perunggu:
1)      Bentuk peralatan perunggu
2)      Keberagaman peralatan perunggu.
B.      Budaya sa huynh
 Kebudayaan sa huynh sudah berkembang mapan th 600 SM sampai th masehi.
·         di dukung oleh kelompok penduduk berbahasa Austronesia (orang champ).
·         Hasil2 penemuan budaya: hasil kebudayaan perunggu, besi, & gerabah.
Benda2 tersebut menyebar di indo. Dg 2 jalur:
a.       Jalur darat: muangthai –malaysia –indonesia.
b.      Jalur laut: menyebrangi laut –tersebat ke indonesia.
C.      Hubungan dg budaya Hindia
Indonesia terletak di jalur perdagangan antara india dan cina, menurut J.C. Van Lewi & O.W. walters: telah terjadi hubungan antara india –indonesia sblm terjadi hubungan indonesia –cina.
Hub. Dilakukan dg perahu2 bercadik.
Claudius ptolomeus (ahli ilmu bumi yunani kuno): ada sebuah pulau bernama zabadio (yawadwipa/ jawadwipa).
Pengaruh budaya india: adanya arca buddha dari perunggu di daerah sempaga, sulsel. (memperlihatkan laggam seni arca amarawati, india selatan. (abad ke 2-5 SM)).
Tempat penemuan lain: jember (jatim), daerah bukit siguntang (sulsel), dan kutai (tpi berlaggam seni arca gandhara, india utara).
Bab 6 –asal usul dan persebaran manusia si kep. Indonesia
A.      Asal usul kehidupan awal manusia purba di indo. Dpt dilacak dari teori2 sbg berikut:
a.       Berdasar rumpun kebahasaan
Dikawasan asia tenggara terdapat rumpun kebahasaan:
1.       Bahasa astro –asia di india (mundhal & Non Khmer di india belakang)

rangkuman sejarah kelas 10 semester 2



Bab 4 –ciri-ciri sosial budaya ekonomi dan kepercayaan masyarakat berburu dan bercocok tanam.
Fase-fase perkembangan terbentuknya suatu masyarakat
a.       Fase pertama: manusia saling kawin dan menghasilkan keturunan tanpa ikatan. Keluarga inti (nuclear family) belum ada. Kondisi ini dinamakan promiskuitas (promisquitet).
b.      Fase kedua: manusia mulai merasa adanya ikatan anak dengan ibu, dan belum mengenal ayah, sehingga ibu menjadi kepala keluarga (matriarchaat).
c.       Fase ketiga: sudah timbul keluarga dengan ayah sebagai kepala keluarga (patrilineal atau patriachaat).
d.      Fase keempat: timbul keluarga parental (bilateral) karena berubahnya perkawinan diluar kelompok menjadi endogami, sehingga anak bisa lansung brhubungan dg ayah dan ibunya.
1.       Masa berburu dan mengumpulkan makanan
Manusia pendukung: pithecantropus erectus, pithecantropus soloensis, homo wajakensis.
I.      Ciri-ciri sosial:
1.       Manusia purba hidup dlm kelompok-kelompok kecil,
2.       Pola hidup mengembara,
3.       Tinggal di gua-gua di sekitar sungai / pantai,
4.       Laki-laki berburu, wanita menjaga anak,
5.       Konsep perkawinan belum jelas.
II.    Ciri-ciri budaya dan teknologi:
1.       Masyarakat berburu & meramu. Membuat peralatan hidup dari batu tulang, kulit kayu,
2.       Membuat perhiasan kalung dari kulit kerang,
3.       Benda hasil budaya masa berburu dan meramu.
Hasil penelitian dari Von Koenigswald, diikuti oleh HR. Von Heekeren, Basuki dan RP. Soejono:
a.       Kapak perimbas (chopper): tidak memiliki tangkai, ditemukan di daerah punung (kab. Pacitan) oleh Von koenigswald (1935). Tempat penemuan: suka bumi, ciamis, bengkulu, lahat(sumatra), bali, flores, & timor.
b.      Alat serpih: dari bentuknya diduga digunakan sebagai pisau, gurdi atau alat penusuk. Ditemukan oleh Von koenigswald (1934) di sangiran (kab. Surakarta), tempat penemuan lain: cabbenge (sul-sel) maumere (flores).
c.       Flakes: kapak genggam kecil. Goa-goa yang tempat ketinggiannya tidak jauh dari air disebut abris sous roche, yg ditemukan di leang-leang sulsel. Ditemukan juga kjokkenmoddinger (timbunan kulit siput & kerang yg menggunung).
d.      Alat-alat tulang: hasil dari tulang binatang bururannya yg dijadikan alat pemenuh kebutuhan (sperti pisau, belati dll). Banyak ditemukan di Ngandong (Madiun).
III.  Ciri kehidupan ekonomi
Masih sgt sderhana, hidup berkelompok. Tempat tinggalnya berpindah-bindah (nomaden).
IV.  Kepercayaan
Masih mempercayai roh orang yang telah meninggal, mereka percaya adanya hubungan antara orang meninggal dgn yang masih hidup.
2.         Masa bercocok tanam dan beternak
a.       Ciri sosial ekonomi: mereka mulai menanam jenis-jenis tanaman semula liar, juga mulai menjinakkan hewan. Cocok tanam yg mereka lakukan adl dg cara berhuma (membuka perladangan dg membersihkan hutan dan menanaminya. Dan alat-alat mereka semakin sempurna.
b.      Ciri hasil budaya(teknologi) bercocok tanam.
1.       Alat batu, gerabah dan perhiasan: beliung persegi, kapak lonjong, mata panah, gerabah, perhiasan, batu pipisan yaitu berfungsi penghalus, pabble/ kpak sumatra, alat pemukul kulit kayu.
2.       Bangunan megalithikum: (kepercayaan antara hidup dgn yg mati) menhir (tiang untuk memuja arwah nenek moyang), dolmen (batu tempat meletakkan sesaji), sarkofah (peti jenazah terbuat dari batu pipih), punden berundak-rundak (bangunan suci untuk memuja arwah), waruga (kubur batu), arca.
3.       Masa perundagian
a.       Ciri sosial ekonomi: sudah mengenal teknik-teknik pengolahan logam (perunggu dan besi). Tempat untuk mengolah logam (perundagian) dan orang yang ahli mengerjakan (undagi).
b.      Kepercayaan: tidak jauh berbeda dengan kepercayaan masa becocok tanam, berintikan penghormatan dan pemujaan terhadap roh nenek moyang. Animisme: kepercayaan yang memuja roh nenek moyang, Dinamisme: percaya bahwa benda-benda tertentu memiliki kekuatan ajaib.
c.       Peralatan masa perundagian/ hasil budaya:  hasil kebudayaan berupa alat-alat dari logam yg dibuat dg teknik a cire perdue(sistim cor logam mengg. Model dri lilin) & bivalve (menggunakan cetakan batu). Bentuknya: nekara (genderang perunggu untuk memanggil hujan), moko (nekara lebih kecil & ramping), kapak candrasa (kapak sepatu asimetris), bejana perunggu, arca perunggu, perhiasan, alat-alat dari besi.

rangkuman sejarah kelas 10 semester 2



Bab 3 –periodisasi perkembangan budaya kehidupan awal indonesia
A.      Periodisasi berdasarkan hasil budaya
1)      Zaman batu
a.       Zaman batu tua (palaeolitikum): berlangsung selama 600.000 th lalu selama masa pleistosen (dilluvium), dan perkembangan budayanya lambat.
I.       Peninggalan budaya: masih sangat kasar, dan belum diasah. Berdasarkan penemuannya dibagi jadi 2:
·         Kebudayaan pacitan: di temukan oleh G.H.R Von koenigswald (1935) di kalibaksoko, punong pacitan jatim. Contohnya: kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak, kapak pahat genngam, alat serpih. Tempat2 penemuan: sukabumi, perigi, gombong, tambang bengkulu, lahat sumatra selatan, kalianda, lampung, awang bangkal kalsel, cabbenge, sulsel, sembilan dan truyan, batu tring, maumere, dan atambua.
·         Kebudayaan Ngandong (ngawi, jatim): contoh: kapak genggam, serpih, juga alat dari tulang & tanduk, misal penusuk belati, dan ujung tombak.
II.                  Manusia pemdukung: Kebudayaan pacitan: pithecantropus Erectus, kebudayaan Ngandong: Homo soloensis.
III.                Sosial masyarakat: Berkelompok dan nomaden (berpindah2), berburu dan mengumpulkan makanan (hunting and food gathering).
IV.                Kepercayaan: belum ada kepercayaan.
b.      Zaman batu madya (mesolitikum): berlangsung pada masa holocen. Perkembangan budayanya sangat cepat.
I.      Peninggalan budaya
a.       Kebudayaan tulang sampung: alat batu dan tulang yang di temukan di abris sous roche (gua-gua tempat tinggal), berupa: mata panah dri batu, flakes, batu penggiling & alat dri tulang dan tanduk. Peniliti: Dr.P.V. Van Stein Callenfels & Van Heekern.
b.      Kebudayaan Toala: peniliti: Fritz Sarasin & Paul Sarasin, melakukan penelitian di lomocong sulsel. Berupa: serpih, mata panah, &alat-alat dari tulang.
c.       Kebudayaan kapak genggam sumatra: peneliti: Dr.P.V. Van Stein Callenfels (1925), berupa: tumpukan sampah kulit kerang (kjokkenmodinger), kapak pendek hache courte, batu penggiling, alu, lesung batu, & pisau batu.
II.    Manusia pendukung: papua melanesoid.
III.  Kepercayaan: kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Totemisme (pengamatan bintang), penguburan mayat (kepercayaan kehidupan baru di alam baka).
c.       Zaman batu muda (Neolitikum): manusia sudah menghasilkan makanan (food producing) oleh Dr. R. Soekmono.
I.      Peninggalan budaya: hasil: batu muda sudah halus. Sudah mengenal teknik mengasah dan mengupam. Contoh:
·       Kapak persegi (sebutan dari Van Heine Geldern): bentuk memanang dan trapesium. Daerah penemuan: Bali, Sulawesi, Nusa tenggara, Maluku, Kalimantan, Sumatra (palembang), bogor, sukabumi, purwakarta, kerawang, tasikmalaya, pacitan, gunung ijen banyuwangi. Kegunaan: jimat, keperluan sehari2, perlengkpan upacara. Juga ditemukan: kapak bahu, kapak tangga, kapak atap, kapak biola, kapak penarah.
·       Kapak Lonjong: lonjong & bulat telur. Bentuk badan kecil disebut kleinbeil, yg besar Walzenbeil. Digunakan: bekerja, & upacara. Tempat penemuan: sulawesi, sangihe-talaud, flores, maluku, tanibar, leti, dan papua. Persebaran: asia daratan kepulauan formosa (taiwan), filiphina, minahasa, maluku & papua.
·       Gerabah: digunakan: kep. Sehari2, upacara & pehiasan. Tempat penemuan: jawa, sumatra, sulawesi, sumba.
·       Seni perhiasan: misal: manik-manik (batu agat,kalsedon, jaspis).
II.    Manusia pendukung: bangsa proto melayu (suku sasak, batak, dayak, Toraja), (2000 SM).
III.  Kepercayaan: animisme (percaya pada roh berkekuatan ghaib) & dinamisme (benda yg punya kekuatan).
d.      Kebudayaan megalitikum: kebudayaan yg menghasilkan batu besar untuk keg. Keagamaan & pemujaan trhadap leluhur. Contoh kebudayaan(menurut Van Heine Geldern):
1.       Menhir. Fungsi: sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang, sebagai tempat memperingati seseorang (kepala suku) yg telah meninggal, sebagai tempat menampung kedatangan roh. Banyak ditemukan di pasemah, sumsel. (megalith Tua)
2.       Punden berundak: bangunan pemujaan bertingkat (berundak-undak). Banyak ditemukan di daerah cisolok, sukabumi. (megalith Tua)
3.       Dolmen: meja batu sebagai tempat sesaji. (megalith muda).
4.       Sarkofagus: adalah peti jenazah, terbentuk seperti palung /lesung. Ditemukan di sumbawa barat & bali. (megalith muda).
5.       Kubur peti batu: peti jenazah terpendam dalam tanah. Bentuk: panjang & sisi2nya terbuat dari lempengan batu. Ditemukan di kuningan (jabar). (megalith muda).
6.       Waruga: peti jenazah kecil berbentuk kubus & ditutup dengan batu lain berbentuk atap rumah. Di temukan di minahasa. (megalith muda).
7.       Arca: banyak ditemukan di sumsel. Peneliti: Van Heine Geldern. (megalith Tua).
2.       Zaman logam, (dibagi 3):
a.       Zaman tembaga
b.      Zaman perunggu: pengecoran logam dilakukan dg 2 teknik:
·         Teknik Bivalve (cetakan setangkup)
·         Teknik A Cire Perdue (cetakan lilin).
Ø  Contoh kebudayaan:
§  kapak corong(kapak sepatu): ditemukan di jawa, bali, sumsel, selayar, dekat danau sentani, sulteng, sulsel. Candrasa: kapak corong yang salah sisinya memanjang.
§  Nekara: gendrang besar untuk meminta hujan. Ditemukan di jawa, bali, sumatra, Roti, selayar, kepulauan Kei. Nekara kecil dsbut moko.
§  Bejana: di temukan di kerinci (sumbar) & madura.
§  Arca perunggu:  bentuk manusia & binatang. Tmpat penemuan: bangkinan (sulsel) riau, limbangan (bogor).
§   Perhiasan:  gelang, kalung, anting2, cincin. Tempat penemuan: anyer, plawangan, gilimanuk, melolo.
§  Benda-benda lain: senjata, mata pancing, ikat pinggang, & penutup lengan.
Ø  Manusia pendukung: Deutro melayu.
Ø  Sosial budaya: kehidupan manusia berada pada perkampungan dan sudah terpimpin.
Ø  Mata pencaharian: pertanian, hidup berburu, karena perkembangan sangat pesat, sehingga dilakukan pembagian kerja menurut keahlian masing-masing.

3.       Zaman Besi
Muncul setelah Zaman perunggu, membawa kebudayaan dongson yang diambil dari nama daerah asal kebudayaan indo-china.
B.       Periodisasi berdasarkan ekonomi/ mata pencaharian
1.       Masa berburu & meramu,
2.       Masa bercocok tanam,
3.       Masa perundagian.