Bimbang
Gundah
dan bimbang yang kurasakan
perasaan apakah ini?
tak menentu kadang
dan kadang juga pergi
tanpa pamitan
sudah ku lupakan semua
tapi kasih juga tersisa iba
entah dari mana datangnya
dia selalu memikat jiwa
dan selalu menemani kita
seakan sulit menghilang
bagaikan sebuah hiasan berperekat
serta selalu memikat
setiap hati yang tersesat
tapi….
mengapa hanya sesaat
bukankah dia tak diinginkan
dan bukankah dia bukan idaman
hanya kejelekan yang dimunculkan
dan kebencian yang dinampakkan
serta hanya lidah yang berperang
aku bosan dan tak percaya
haruskah aku perjuangkan
semua dugaan
ataukah kubiarkan tanpa beban
ataukah hanya kujadikan tambatan
hanya rasa penyesalan…yang ku berikan
Selamat Ultah Suamiku
Rentang waktu?
Terkadang membuat kita lupa bahwa
kita semakin dewasa
Rentang waktu?
Terkadang membuat kita lupa bahwa
kita telah melanggar titah Sang Kuasa
Rentang waktu?
Terkadang membuat kita sadar bahwa
kita hanya
Manusia yang tidak punya apa-apa
Selain jasad yang tak berguna
Rentang waktu?
Terkadang membuat kita sadar bahwa
Tuhan tidak
Melihat harta dan rupa
Melainkan hati yang ada di dalam
dada dan amal jasad
Yang lata
Walau Einstein berkata bahwa
rentang waktu itu berbeda
Tergantung dalam keadaan apa kita
berada
Namun Tuhan telah berkata,
Hanya Akulah yang tahu umur
manusia?
Andai
Kau Tahu
Saat ku terdiam dan sendiri
Pandangan kosong tanpa arti
Terbayang wajhmu dihati
Di relung jiwa yang hampir mati
Mawar yang kau berikan waktu itu
Kini harumnya tak seperti dulu
Bahkan kelopaknya pun sudah layu
Hanya durinya yang masih tajam melukai hatiku
Andai kau tahu
Hatiku hancur olehmu
Menunggumu di depan pintu hatiku
Berharap kau akan kembali padaku
Menghampiriku dengan senyum dibibirmu
Dan berkata?
Aku kembali untukmu
Penantian
Sudah tiba saatnya membuka lembaran langit
Membaca halaman berlipat
Selaksa rindu, engkau menari bersama hujan
Bidadariku untuk meniti waktu mencari nada sehati
Bidadariku berlari meniti angin yang menghantar
Taufan ditarik kenyataan
Memintaku untuk meniti waktu mencari nada sehati
Tuhan anugerahkanlah cintu itu
Agar aku bisa dekat dengannya
Tuhan anugerahkanlah rasa itu
Agar dapat menyatukan jiwa
Jangan biarkan perasaanku gundah
Jangan biarkan penantianku sia-sia
Oh?
Tuhan
Apa yang dapat ku perbuat
Aku seperti hilang
Bagaikan ditelan bumi
Detik, menit dan jam
Berlalu dengan sekedip mata
Apa yang ada hanya penantian
Yang
kan selalu terhalang?
Aku
Rindu
Pada seorang yang tak pernah kukenal
Yang hanya pernah kulihat pada lukisan awan
Kudengar dari berita yang dibawa angin, dari
seberang samudera
Kusentuh ia seperti menyentuh air
Tak bisa kumiliki
Aku merindukanmu…
Asa terakhir menjadi pena dan pena menjelma dalam
tinta, menyisakan jejak-jejak rasa dalam hati
Ku menerawang jauh ke seberang lautan, tempat yang
mungkin tak dapat kulihat tapi getar hatiku dapat
Merasakan getar lain dari sana, resonasi sepi dalam
dua jiwa
Aku tersenyum, untuk pertama kalinya dalam beberapa
hari terakhir
Sekejap segalanya menjadi lebih baik,
Ada kehangatan yang menyebar di hati
Untuk Kamu
Rindu itu selalu tumbuh menjalari seluruh tubuh
Bagai air yang selalu mengalir
Hanya ia yang mengerti
Lalu…
Biarkanlah angin menyapu pasir
Membawanya terbang bertemu awan
Bersimpuh, menanti kening langit tak berkerut lagi…
Lalu ia kehilangan cahaya surya,
Berganti kelabu beku
Sampai kau menangis
Berteriak dan menghasilkan petir…
Dan…
Ketika tangis terasa tak berarti,
Ia datang menghadiahkan mu…
Sebuah pelangi
Sepi Bukan Untukku
Sahabat…
Tidakkah kau tahu…
Perasaan ini begitu menyiksakan..
Bertemankan sepi dan hening malam
Berjauhan denganmu bukan kehendakku..
Tidakkah kau tahu,,,
Teriakku memanggilmu,,
Kesepian ini membuat aku pilu
Betapa akuk merinduimu
Ingin mendengar suaramu walau sekejap..
Cuma cukup mengobati laraku
Saat terbenam matahari
Hingga terbit fajar
Perasaan ku tidak puas
Mimpi indahku tak datang
Resah dan gelisah membalut hiba
Aku tak dapat tidur
Seperti mereka yang kedamaian
Sepi itu indah…Tapi bukan untukku
Karena senyap sunyi itulah
Telah membunuhku…Telah membunuhku
Telah membunuhku
Kini sepi tak lagi untukku
Karena memang sepi bukan untukku
Fajar merekah
Beri kilau kedamaian jiwa
Terulur tangan nan mekar
Menuntun dalam
bimbang…Tuk keluar dari sepiku
Karena
memang sepi bukan untukku..
Ramadhan
Ya Allah..
Dalam dekapan Ramadhan suci ini
Berilah hambamu ini kesadaran
Betapa bulan ini adalah gudang
Yang menyimpan stok rahmat
Dalam sepuluh ruang tamunya
Berikan pada hamba
Makna luas maghfirahMu
Yang tersembunyi dalam sepuluh ruang
Tancapkan keyakinan pada diri hamba tentang janjiMu
Yang terlukis dalam sepuluh ruang tidur bulanMu
Menggambarkan kebebasan dari api abadiMu
Ya Allah..
Hamba ingin menjadi penebar ayat-ayatMu
Merangkul tiang-tiang rumahMu
merayuMu tiap malam
mengingatMu dalam dua puluh gerak istirahatku
menjengukMu dalam detik-detik sahurku
menemani mata hati mengelilingi hari-hariMu
ya Allah..
hamba bersimpuh dalam belai kuasaMu
mengakui kelelmahan dan kesalahan nafsi
membeber aib sendiri
membuka rahasia pribadi
kepadaMu
mengorek dosa-dosa satu persatu
berharap siraman deras ampunanMu
ya Allah…sedikit
sekali yang kuminta
dalam
luas kuasaMu yang terbuka..
Di Hari Lebaran
Mengemis kemurahan Tuhan
Agar kita dikaruniai cinta sejati
Bukan cinta basa-basi
Hanya dimulut dan dalam hati
Tanpa bukti berbakti pada Ilahi
Perjalanan panjang
Di Bulan Ramadhan
Tempat cinta dibuktikan
Dengan amal perbuatan
Semoga membuat kita
Berhak menjadi kekasih Tuhan
Lebaran kita berjabat tangan
Untuk saling memaafkan
Segala salah dan kekhilafan
Semoga segala amal perbuatan
Selama bulan Ramadhan
Dicatat sebagai pemberat timbangan
Amal kebaikan untuk hari kemudian
Idul Fitri kita saling memaafkan
Segala kesalahan mohon dihapuskan
Kita jalani hari baru tempuh masa
depan
Dengan hati murni setelah puasa
sebulan
Bolehlah kita mengaku pecinta Tuhan
Asal terbukti dalam amal perbuatan
Bukan sekedar di lisan dan alam
pikiran
Selamat hari lebaran
Maafkan lahir dan bathin
Izinkan Hamba Berubah
Ya Allah…
Ampuni hambaMu yang tak berdaya ini
Yang selalu turuti hawa nafsu
Ada sedikit pengetahuan tertanam,
memang
Tapi segunung ajakan kiri selalu
menghantu
Ya Allah…
Hamba ingin jadi hambaMu sejati
Tapi mengapa…?
Mengapa ruh kekuatan belum juga
tiba
Mengapa diri ini masih yang dulu
Yang tak berkembang…yang tak
beranjak
Yang tak melaju menjemput masa
depan
Mengapa diri ini masih berdiam diri
Takluk dalam genggam birahi…?
Ya Allah …
Sirami kepadanya cahaya kekuatanMu
Untuk mengusir bisikan-bisikan
palsu
Menepis pikiran-pikran tanpa etika
Biarkan ia menjadi lebih baik
Biarkan ia berbenah diri
Berikan padanya kesadaran,
sebenar-benarnya
Kesadaran
Ya Allah…Hanya ridhoMu yang abadi
Abadi dan sejati
Ya…Allah..Saksikan dan dukunglah
Niat hamba yang tak berdaya ini
Untuk berubah dan memperbaiki diri
MaafMu terbuka tiap waktu
Mencari Sorga
Hikayat ini bermula
Ketika seorang hamba lama tenggelam
Dalam keruhnya air tuba
Dengan mata terbuka
Berharap ada permata mengalir
bersamanya
Naif dan ironis?
Dalam sadar ia berkata
Akulah muslim
Aku beriman pada Tuhan
Yang mengatur gerak langit bumi
Dalam sadar!
Langit menyeringai dan bumi
mencibir!
Dalam sadar pula ia berkata
Kesenangan adalah kehidupan
Aku percaya pada dunia
Aku meyakini kebebasan nafsu
Akulah sang raja
Dalam sadar!
Dunia terbahak dan nafsu terpingkal
Dalam sadar!
Sang hamba nekat
Melompat secepat kilat
Merebut kabar kesenangan
Mencuri sorga
Berlari dan berakhir dilorong
neraka
Tanpa sadar…..Sorgapun menghilang
Harapan
Ketika semua gelap
Segala upaya telah dilakukan
Otak lelah diperas habis-habisan
Kerja keras hingga kaki terasa menjadi
tangan
Dan tangan terasa menjadi kaki
Tapi hasil tak kunjung bersemi
Secercah harap tak juga mengunjungi
Semua terasa sia-sia
Dan kehancuran terasa di depan mata
Diditulah iman kita dicoba
Tidak akan berputus asa
Atas rahmat Allah yang maha kuasa
Kecuali orang-orang yang imannya
sirna
Terguh berharap rahmat Allah yang
esa
Bagi orang yang imannya tertancap
kuat di dada.
Ibu
Ibu…
Disetiap garis kerut wajahmu
Tersimpan berjuta deritamu
Kau tetap ukir senyummu
Sembunyikan segalanya
Ibu…
Kau abaikan bahagiamu
Kau pertaruhkan nyawamu
Demi buah hatimu
Seluas samudra
Setinggi langit di angkasa
Tak kan mampu menebus deritamu
Ibu…
Ku tahu batinmu menangis
Akan tingkah polah
Keegoisan anakmu
Kau hanya mengelus dada
Kau tetap tersenyum bersahaja
Terima kasih bunda
Tanpamu semua tiada arti
Ilmu
Ilmu…
Dimanakah kau berada
Aku selalu mencarimu
Berkorban apa saja aku rela
Demi tercapainya cita-citaku
Tiap hari aku
pergi
Meninggalkan anak dan suami
Setelah sore aku kembali
Semua ini hanya engkau yang kucari
Untuk kemudian kumiliki
Ilmu…
Tiap orang mencarimu
Menuntut dan mengejarmu
Kemanapun kau
bersembunyi
Ke negeri Cinapun kan kucari
Dosenku
Dosenku…
Betapa besar jasamu
Memberi kami semua ilmu
Bertahun-tahun engkau mengajar
Agar kami menjadi mahasiswa yang pintar
Engkau selalu berusaha
Agar semua tak sia-sia
Demi kemajuan mahasiswamu
Engkau pahlawan bagi kami semua
Yang tak pernah putus asa
Semua bangga padamu
Wahai dosenku
Terima kasih atas segala jasamu
Perjalanan masih
panjang…kawan
Kawan..
Jangan tunda lagi waktu yang ada
Yang ada saja masih banyak tersisa
Pergi dan jejakkan perlahan ke depan
Jangan pernah menoleh ke belakang
Karena itu tak berguna
Pergilah kawan…
Jangan…jangan tunggu aku…pergilah…
Aku akan menyusul dan masih bermain
Dengan sang kesempatan…karena ialah
Yang mempertemukan dan memisahkanku nanti…
Ku hanya mencoba menerka garis-garis jalan
Dan kelokan yang terbentang di depan itu
Sampai dimana dia mengukir ujung perjalanan
Yang masih cukup panjang ini
Anakku
Anakku.............
Laksana fajar di pagi hari
Kau hadir membawa keriangan
Tak terbayang sebelumnya
Kini kau memang ada
Anakku.............
Satu dasawarsa kau kurindukan
Sembari berdoa pada yang kuasa
Tak pernah lelah bunda berharap
Meski resah selalu mendera
Anakku............
Kini hadirmu
Menambah ceria dihati bunda
Tawa candamu selalu ku rindu
Menambah bahagia semua keluarga
Rasulullah…
Rasulullah…
Di tanah suci kota Makkah
Tempat berdiri megahnya Ka’bah
Kau lahir dari rahim bunda Aminah
Disaksikan ribuan pasukan gajah
Walau tanpa belai kasih sayang seorang ayah
Engkaulah Muhammad…
Yang memberi syafaat di hari kiamat
Perjuanganmu melawan orang-orang murtad
Dengan menggenggam erat panji-panji jihad
Engkaulah Nabi akhir zaman
Ku ingin bersamamu saat hari kemudian
Hari pembalasan yang telah Allah janjikan
Pada semua makhluk yang dia ciptakan
Tak
sanggup lagi
Setelah sekian lama baru ku menyadari
Mengapa ku selalu menahan rasa sakitku
Ingin ku hapus saja semua dendam ini
Tapi rasa tak mungkin lagi
Biarkan aku pergi karena aku tak sanggup lagi
Mengingat semua kenangan dulu
di saat
engkau menyakitiku
Mengapa semua terjadi di saat kau mulai menyadari
Semua kesalahanmu padaku
Tapi ku tak sanggup lagi
Ku akui sekarang engkau mulai berubah
Namun rasa sakitku
Terlalu dalam tuk terobati
Ingin ku hapus saja
Semua dendam ini
Tapi rasa tak mungkin lagi.
Berteman
gelap dan sepi
Lelah kurasakan
Semua sikapmu kepadaku
Manisnya senyummu
Tak semanis sikapmu
Ku tertipu
Kau biarkan ku sendiri
Merenungi sedih ini
Berteman gelap dan sepi
Ku inginkan kau yang dulu
Betapa angkuhnya hatimu
Tapi kini kau telah pergi
Satu persatu kuingat
Semua masa indahku
bersamamu
Perlahan semua menghilang
Ditepis kejam sikapmu
Kepadaku…
Panggilan sucimu
Tuhan
Mengecilkan
jiwaku nan ringkih
Gema AdzanMu
Ketika langkahku
menggapai serambi masjidMu
Menggeparkan sayap-sayap
kecongkakan
Kesombongan yang
kian memerah
Disetiap baris
waktuku
Tuhan….
Dimerdunya aku
tergugu
Jatuh dipusat
keagunganMu
Meski menangis
aku tidak kecewa
Saat diamMu
mencekam rasaku
Saat sapaMu sepi
kamara munajatku
Bagiku kau
adalah seluruh
Segenap mimpi
indahku !