TUGAS FISIKA
MAKALAH TENTANG ALAT
UKUR BESERTA FUNGSINYA
DISUSUN OLEH :
NAMA : REGINA SALSA
GANDI
NO.ABSEN : 38
KELAS : X IPA 1
SMAN 6 MATARAM
2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Segala puji
dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena limpahan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya, kami dapat membuat makalah ini berjudul“Alat Ukur Beserta
Fungsinya ” kami dapat menyelesaikan dengan baik sesuai dan dengan waktu yang
telah ditentukan,
Makalah
ini dibuat dengan sedemikiaan rupa agar mudah mempelajari dan memahami
pelajaran yang ada dalam makalah ini.
Dan kami
juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
tugas ini, dan yang telah memberikan banyak saran, petunjuk dan dorongan dalam
menyelesaikan tugas ini.. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan
bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.
Kami
menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi pembuatan dan penyempurnaan
selanjutnya. Selain itu, ucapan terima kasih kami hanturkan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan
makalah seperti ini.
Akhirnya, jazakumullahu khairan katsira.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Mataram, 23
agustus 2014
Regina
salsa gandi
Daftar Isi
Kata pengantar ……………………………………………………………………………………………………………..…….1
Daftar isi
……………………………………………………………………………………………………………………………2
Bab 1 pendahuluan
…………………………………………………………………………………………………………….3
Latar
belakang…………………………………………………………………………………………………………………..3
Rumusan
masalah …………………………………………………………………………………………………………….4
Tujuan
penulisan ……………………………………………………………………………………………………………...4
Bab 2 pembahasan
……………………………………………………………………………………………………………..5
Alat ukur
panjang ……………………………………………………………………………………………………………..5
Jangka
sorong …………………………………………………………………………………………………………………5
Mikro
meter sekrup ………………………………………………………………………………………………………10
Mistar
…………………………………………………………………………………………………………………………..14
Alat ukur
massa ……………………………………………………………………………………………………………...15
Neraca ohaus
………………………………………………………………………………………………………………..15
Neraca
ohaus dua lengan ……………………………………………………………………………………………..15
Neraca
ohaus tiga lengan …………………………………………………………………………………………..….16
Neraca
pasar …………………………………………………………………………………………………………………16
Alat ukur
waktu ………………………………………………………………………………………………………………17
Stopwatch
…………………………………………………………………………………………………………………….17
Bab 3 penutup
………………………………………………………………………………………………………………….18
Daftar
pustaka ………………………………………………………………………………………………………………..18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu Fisika merupakan ilmu pengetahuan
yang berlandaskan eksperimen, dimana eksperimen itu sendiri terbagi dalam
beberapa tahapan, di antaranya pengamatan, pengukuran, menganalisis, dan membuat
laporan hasil eksperimen. Dalam melakukan eksperimen diperlukan pengukuran dan
alat yang digunakan di dalam pengukuran yang disebut alat ukur.
Banyak sekali alat ukur yang sudah
diciptakan manusia baik yang tradisional maupun yang sudah menjadi produk
teknologi modern.
Sebelum memakai neraca, mikrometer,
jangkasorong, dan alat ukur lainnya didalam suatu eksperimen, hal pertama yang
harus dipahami dalam suatu praktikum adalah prinsip kerja serta fungsi dari
komponen-komponen yang terdapat pada neraca, mikrometer, jangkasorong, dan alat
ukur lainnya tersebut agar diperoleh
data yang benar. Selain itu, untuk memperoleh data yang benar dan akurat di
dalam suatu eksperimen diperlukan juga pengukuran dan penulisan hasil
pengukuran dalam satuan yang benar serta keselamatan kerja dalam pengukuran
menjadi poin yang patut diperhitungkan sehingga berbagai peristiwa kecelakaan
yang terjadi di dalam melakukan eksperimen tidak perlu terjadi.
Oleh sebab itu, Pengetahuan alat
merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan praktikum.
Praktikan akan terampil dalam praktikum apabila mereka memiliki keterampilan
melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil
pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur
serta yang paling dasar praktikan mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat
praktikum yang meliputi nama alat, fungsi alat, komponen-komponen, dan prinsip
kerja.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara dan prinsip kerja
neraca?
2.
Apa itu neraca ohaus, mikrometer,
jangkasorong, dan alat ukur lainnya ?
3.
Apa fungsi neraca ohaus,
mikrometer, jangkasorong, dan alat ukur lainnya dan bagaimana cara
menggunakannya?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
·
Mengetahui bagian –bagian pada neraca
ohaus, mikrometer, jangkasorong, dan alat ukur lainnya.
·
Mengetahui fungsi pada neraca ohaus,
mikrometer, jangkasorong, dan ukur lainnya.
·
Mengetahui bagaimana cara menggunakan neraca
ohaus, micrometer, jangkasorong, dan alat ukur lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Alat Ukur
Panjang
Alat ukur panjang yang biasa digunakan sebagai
berikut:
A. Jangka
Sorong
1.
Pengertian
Jangka sorong adalah alat ukur yang
ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua
bagian skala, yaitu skala tetap (tidak dapat digeser) dan skala nonius
(dapat digeser). Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan
ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi
dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah
0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.
Pada nonius jangka sorong biasanya
didapatkan 49 bagian skala utama, 50 bagian skala nonius, atau 50 bagian skala
nonius 49 mm
1.
Rahang dalam
Rahang dalam digunakan untuk mengukur sisi luar dari suatu benda. Terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.
Rahang dalam digunakan untuk mengukur sisi luar dari suatu benda. Terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.
2.
Rahang luar
Rahang
luar digunakan untuk mengukur sisi dalam dari suatu benda. Terdiri atas rahang
tetap dan rahang geser.
3. Depth probe
3. Depth probe
Depth
probe digunakan untuk mengukur kedalaman dari suatu benda.
4.
Skala Utama (dalam cm)
Pada
skala utama, angka 0 - 17 menunjukan skala dalam cm sedangkan garis - garis
yang lebih pendeknya dalam mm. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm
sehingga dua sekala utama yang berdekatan berukuran 0,1 cm atau sama dengan 1
mm.
5. Skala utama (dalam inchi)
Pada
skala utama, angka 0 - 6 menunjukan skala dalam inchi sedangkan garis - garis
yang lebih pendeknya dalam fraksi.
6.
Skala nonius (dalam 1/10 mm)
Pada
jangka sorong di atas, untuk setiap garis skala menunjukan 1/10 mm. Tetapi ada
juga yang memiliki skala 1/20, dll. Sepuluh skala nonius memiliki panjang 9 mm,
sehingga jarak dua skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,9 mm. Dengan
demikian, perbedaan satu skala utama dan satu skala nonius adalah 1 mm - 0,9 mm
= 0, 1 mm atau 0,01 cm
Dengan
melihat skala terkecil dari jangka sorong ini, maka ketelitian dari jangka
sorong adalah setengah dari skala terkecil jangka sorong tersebut,
yaitu: atau 0,005 cm
7. Skala Nonius (untuk inchi)
7. Skala Nonius (untuk inchi)
Menunjukan
skala pengukuran fraksi dari inchi
8. Pengunci
8. Pengunci
Digunakan
untuk menahan bagian - bagian yang bergerak ketika pengukuran seperti rahang
atau Depth probe
2.
Jenis-jenis Jangka Sorong
1).
Jangka sorong nonius ( Vernier Caliper )
Ada
dua jenis utama dari jangka sorong nonius. Jenis pertama hanya digunakan untuk
mengukur dimensi luar dan dimensi dalam sedangkan jenis kedua selalu untuk
mengukur dimensi luar dan dimensi dalam, juga dapat digunakan untuk mengukur
ketinggian.
Pada
jenis pertama, untuk pengukuran dimensi dalam maka harga yang dibaca pada skala
linier harus ditambah dengan tebal dari ujumg kedua rahang ukur. Biasanya
rahang ingsut/jangka sorong ini mempunyai kapasitas ukur sampai 150 mm,
sedangkan untuk jenis yang besar dapat sampai 1000mm. kecermatan pembacaac
tergantung dari skala noniusnya dalam hal ini adalah 0,10 ; 0,50 atau 0,2 mm.
2.
Jangka sorong Jam (Dial Caliper)
Mistar
ingsut / jangka sorong jam yang memakai jam ukur sebagai ganti dari skala
nonius. Gerak lurus dari sensor diubah menjadi gerak berputar dari jam penunjuk
dengan perantaraan roda gigi. Pada poros jam ukur dan batang bergigi yang
melekat di tengah-tengah sepanjang batang ukur.
3.
Jangka sorong Ketinggian (Hight Gauge)
Suatu jenis jangka sorong yang
berfungsi sebagai pengukur ketinggian disebut jangka sorong ketinggian. Alat
ukur ini dilengkapi dengan rahang ukur yang bergerak vertical pada batang
berskala yang tegak lurus dengan landasannya. Skala utama pada batang ukur ada
yang dapat diatur ketinggiannya, dengan menggunakan penyetel yang terletak
dipuncaknya. Dengan demikian pembacaan ukuran dapat diatur mulai dengan
bilangan bulat.
Sebelum melakukan pengukuran, hendaknya
terlebih dahulu dilakukan pengecekan kondisi alat pengukuran, apakah masih
layak pakai atau tidak. Sebab pemakaian alat pengukuran yang sudah terrlalu
lama bisa mempengaruhi tingkat ketelitian alat tersebut terhadap hasill
pengukuran. Metode pengujian ini dinamakan dengan metode kalibrasi.
Kesalahan-kesalahan dari alat ukur
biasanya terjadi pada penunjukan skala, penunjukan awal posisi nol pada skala
dan sebagainya. Pada jangka sorong kesalahan yang terjadi biasanya pada saat
awal sebelum pengukuran, yaitu ketika rahang geser dan rahang tetap di tutup
rapat. Posisi angka nol pada skala nonius tidak tetap berada di posisi angka
nol pada skala utama, kadang bisa lebih atau kurang. Kelebihan atau kekurangan
penunjukkan skala tersebut biasa dinamakan dengankesalahan nol (zero error).
Jika
posisi nol pada skala nonius berada di sebelah kanan posisis nol pada skala
utama atau dinamakan juga kesalahan nol positif, maka hal ini berarti bahwa
hasil pengukuran lebih dari nilai sebenarnya
Jika posisi nol pada skala nonius
berada di sebelah kiri posisi nol pada skala utama atau dinamakan juga
kesalahan nol negatif, maka hal ini berarti bahwa hasil pengukuran kurang dari
nilai sebenarnya sehingga untuk mendapatkan nilai sebenarnya
3.
Kegunaan Jangka Sorong
Kegunaan jangka sorong adalah:
1).
untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
2).
untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang
(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur
untuk
mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
menancapkan
/ menusukkan bagian pengukur.
4.
Penggunaan Jangka Sorong
Adapun
penggunaan jangka sorong, adalah sebagai berikut :
1).
Mengukur Diameter Luar Benda
Cara mengukur diameter, lebar atau
ketebalan benda:
Putarlah
pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong,
geser rahang agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
2).
Mengukur Diameter Dalam Benda
Cara mengukur diameter bagian dalam
sebuah pipa atau tabung :
Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda ,geser agar
rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
3).
Mengukur Kedalaman Benda
Cara mengukur kedalaman benda :
Putarlah
pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar
tabung, putar pengunci ke kanan.
B. Mikrometer Sekrup
1.
Pengertian
Micrometer sekrup adalah alat ukur
panjang yang mempunyai batas ukur maksimal 25 mm. Untuk mengukur benda-benda
yang berukuran pendek atau kecil seperti kawat, kertas, alumunium digunakan
micrometer sekrup. Mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi
yaitu 0,01 mm. Micrometer sekrup mempunyai dua skala, yaitu skala utama dan
skala nonius. Skala nonius ditunjukkan oleh selubung yang menyerupai mur. Skala
pada selubung dibagi menjadi 50 bagian, satu bagian skala pada selubung
mempunyai nilai 1/50 X 0,5 mm = 0,001 mm. skala utama micrometer terdapat pada
batangnya. Satu bagian pada skala utama nilainya 0,1 mm.
Bagian utama micrometer adalah sebuah
poros berulir yang terpasang pada sebuah silinder pemutar yang disebut bidal
(selubung luar). Jika selubung luar diputar 1 kali maka rahang geser dan juga
selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. Karena selubung luar memiliki 50 skala,
maka 1 skala pada selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser
sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih
teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm.
Hasil pengukuran dengan micrometer sekrup
(H) adalah (jumlah skala utama sampai atas
skala nonius x 0,5 mm) + (jumlah skala nonius sampai garis skala nonius yang
segaris dengan garis horizontal pada skalam tetap x 0,01 mm).
Mikrometer sekrup memiliki
ketidakpastian pengukuran sebesar setengah dari nilai skala terkecil (skala
nonius). Skala terkecil dari micrometer sekrup adalah 0,01 mm. dengan demikian
ketidakpastian micrometer sekrup adalah 0,005mm
2. Jenis-jenis
Mikrometer
Mikrometer memiliki 3 jenis umum
pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut
1).
Mikrometer Luar
Alat ukur yang dapat mengukur dimensi
luar dengan cara membaca jarak antara dua muka ukur sejajar yang berhadapan,
yaitu sebuah muka ukur tetap yang terpasang pada satu sisi rangka berbentuk U,
dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang dapat
bergerak tegak lurus terhadap muka ukur, dan dilengkapi dengan sleeve dan
thimble yang mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle.
Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan,
blok-blok dan batang-batang.
2).
Mikrometer dalam
Alat ukur yang dapat mengukur dimensi
dalam dengan cara membaca jarak antara dua muka ukur sferis yang saling
membelakangi, yaitu sebuah muka ukur tetap yang terpasang pada batang utama dan
sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang dapat bergerak
searah dengan sumbunya, dan dilengkapi dengan sleeve dan thimble yang mempunyai
graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle..Mikrometer sekrup dalam digunakan
untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda.
3).
Mikrometer kedalaman
Mikrometer kedalaman digunakan untuk
mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.
Skala pada
mikrometer sekrup ada dua yaitu ;
1). Skala
Utama (SU), yaitu skala pada pegangan yang diam (tidak berputar) ditunjuk oleh
bagian kiri pegangan putar dari mikrometer sekrup.
2). Skala
Nonius (SN), skala pada pegangan putar yang membentuk garis lurus dengan garis
mendatar skala diam dikalikan 0,01 mm.
3. Cara
Membaca Mikrometer Skrup
Untuk menggunakan
mikrometersekrupcdapat dilakukan dengan langkah berikut :
·
Putar bidal (pemutar) berlawanan arah dengan
arah jarum jam sehingga
ruang antara kedua
rahang cukup untuk ditempati benda yang akan diukur.
·
Letakkan benda di antara kedua rahang.
·
Putar bidal (pemutar) searah jam
sehingga saat poros hampir menyentuh benda, pemutaran dilakukan dengan
menggunakan roda bergigi agar poros tidak menekan benda. Dengan memutar roda
berigi ini, putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika
sampai menyentuh benda yang diukur, pengukuran menjadi tidak teliti.
·
Putar sekrup penggeser hingga terdengar bunyi
klik satu kali.
·
Baca hasil pengukuran pada skala utama dan
skala nonius dengan rumus :
H = (skala utama x 0,5 mm) + (skala
nonius x 0,01 mm)
Beberapa hal yang diperlukan sewaktu menggunakan mikrometer sekrup:
1).
Permukaan benda ukur, mulut ukur dari mikrometer sekrup harus dibersihkan
dahulu adanya kotoran, terutama bekas proses pengukuran dapat menyebabkan
kesalahan ukur maupun merusak permukaan mulut ukur.
2).
Sebelum dipakai kedudukan nol mikrometer sekrup harus diperiksa. Kedudukan nol
disetel dengan cara merapatkan mulut ukur dengan ketelitian silindet tetap
diputar dengan memakai kunci penyetel sampai garis referensi dari skala tetap
bertemu dengan garis nol dari skala putar.
3).
Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur. Apabila dimensi
tersebut cukup satu bar maka poros ukur dapat digerakkan dengan cepat dengan
cara menyelindingkan silinder putat pada telapak tangan. Jangan sekali-kali
memutar rangkanya dengan memegang silinder putar seolah-olah memegang mainan
kanak-kanak.
4). Benda
ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer sekrup di telapak tangan kanan,
dan ditahan oleh kelingking, jari manis, serta jari tengah. Telunjuk dan ibu
jari dugunakan untuk memutar silinder pusat.
Pada
waktu mengukur, maka penekanan poros ukur benda ukur tidak boleh terlalu keras
sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi (perubahan bentuk)
dari benda ukur maupun alat ukurnya sendiri. Kecermatan pengukuran tergantung
atas penggunaan tekanan pengukuran yang cukup dan selalu tetap. Hal ini dapat
dicapai dengan cara memutar silinder putar melalui gigi gelincir atau tabung
gelincir atau sewaktu poros ukur hampir mencapai permukaan benda ukur.
Hasil pengukuran pada skala utama dan
skala nonius dapat ditentukan dengan rumus :
H = (skala utama x 0,5 mm) + (skala nonius x 0,01 mm)
Misalkan :
Terdapat sebuah objek yang diukur,
angka pada skala utama menunjukkan 8, sedangkan sedangkan skala noniusnya
berimpit pada angka 30. maka hasil pengukuranya adalah:
(8 x 0,5 mm) +( 30 x nst (0.01) mm) =
4,30 mm
4. Fungsi
Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk
mengukur ketebalan suatu benda. Misalnya tebal kertas. Selain mengukur
ketebalan kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter kawat
yang kecil.
Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh
kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm.
.
D.
Mistar
Mistar
adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis
lurus. Terdapat berbagai macam mistar, dari mulai yang lurus sampai yang
berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga
siku-siku 30°–60°). Mistar dapat terbuat dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya. Juga
terdapat mistar yang dapat dilipat.
1. Tingkat
ketelitiannya
Skala terkecil dari
mistar adalah 1 mm (0,1 cm) dan ketelitiannya setengah skala terkecil 0, 5 mm
(0,05 cm).
2. Cara menggunakan
atau membacanya
Pembacaan skala
pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak lurus dengan skala
mistar yang dibaca.
3. Sertakan Gambar
2. Alat Ukur Massa
Alat ukur
massa yang biasa digunakan sebagai berikut:
Neraca
O’haus
1.
Pengertian
Neraca Ohaus adalah alat ukur massa
benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar
membanding massa benda yang akan diukur dengan anak timbangan. Anak timbangan
neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini
dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak
timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat
diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan
setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja
massa seperti prinsip kerja tuas.
2. Skala
Dalam Neraca Ohaus
Banyaknya skala dalam
neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan. Setiap neraca mempunyai
skala yang berbeda-beda, tergantung dengan lengan yang digunakannya.
Ketelitian neraca merupakan skala
terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat pengukuran. Misalnya
pada neraca Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran 310 gram mempunyai
ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak menentukan besarnya
ketidakpastian dalam pengukuran. Berdasarkan referensi bahwa nilai
ketidakpastian neraca ohaus adalah 0,05.
3. Jenis
Neraca Ohaus
Neraca Ohaus terbagi menjadi dua macam,
di antaranya:
1). Neraca Ohaus dua lengan
Nilai
skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan 1/100 nya di putar.
Gambar (1.10) merupakan neraca Ohaus dua lengan. Neraca ini memiliki dua
lengan. Lengan depan terdapat satu anting logam yang digeser-geser dari 0, 10,
20, …, 100g.
Sedangkan lengan belakang lekukan-lekukan
mulai dari 0, 100, 200, …, 500 g. Selain dua lengan, neraca ini memiliki skala
utama dan skala nonius. Skala utama 0 sampai 9 g sedangkan skala nonius 0
sampai 0,9 g.
Neraca Ohaus dua
lengan terdiri dari beberapa komponen, di antaranya:
1. Lengan depan
2. Lengan belakang
3. System magnetic
4. Penggeser anak timbangan
5. Venier
6. Kait
7. Skala
8. Lekuk
9. Wadah
10. Alas
2). Neraca Ohaus tiga lengan
Adalah nilai skalanya dari yang besar
sampai ketelitian 0.01 g yang di geser.
Neraca ini memiliki tiga lengan, yakni
sebagai berikut:
·
Lengan
depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, 4,…..,
10gr. Di mana masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1 gr.jadi skala
terkecil 0,1 gram
·
Lengan
tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100 gr, dengan skala
dari 0,100, 200, ………, 500gr.
·
Lengan
belakang, anting lengan dapat digeser dengan tiap skala 10 gram, dari skala 0,
10, 20, …, 100 gr.
3).
Neraca Pasar,
yaitu neraca yang biasa digunakan di
pasar-pasar tradisional, bentuknya seperti pada gambar di samping. Cara
pemakaian neraca ini yaitu dengan meletakkan benda yang akan ditimbang di
bagian yang berbentuk mirip baskom, lalu di bagian sebelahnya yang datar
diletakkan bandul neraca yang hampir seimbang dengan bobot benda, selanjutnya
lengan neraca akan bergerak dan hasil pengukuran dapat diketahui
4. Cara
Pengukuran Massa Benda Dengan Neraca Ohaus
Dalam mengukur massa benda dengan
neraca Ohaus dua lengan atau tiga lengan sama. Ada beberapa langkah di dalam
melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca ohaus, antara lain:
·
Meletakkan
benda yang akan diukur massanya
·
Menggeser
skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika panahnya
sudah berada di titik setimbang 0 dan
·
Jika
dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya.
5.
Bagian-bagian Neraca Ohaus
Lengan neraca untuk neraca 3 lengan
berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohauss 4 lengan terdapat
empat lengan.
Pemberat (anting) yang diletakkan pada
masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil
pengukuran.
Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang
digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan.
6.
Pembacaan dan penulisan hasil pengukuran dari neraca Ohaus
Untuk membaca hasil pengukuran
menggunakan Neraca dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
·
Bacalah
Skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada masing-masing lengan neraca.
·
Hasil
Pengukuran (xo) = Penjumlahan dari masing-masing Lengan Misalnya pada neraca
Ohauss III lengan berarti hasilnya= LenganI + Lengan II +Lengan III.
3.
Alat Ukur Waktu
Alat ukur waktu yang biasa digunakan sebagai berikut: stopwatch.
a.
Stopwatch
1.
Tingkat
ketelitiannya
Stopwatch mekanis memiliki ketelitian
0,1 sekon, stopwatch elektronik memiliki ketelitian 0,001 sekon
2. Cara menggunakan atau membacanya
Cara menggunakan jam sukat dengan
memulai menekan tombol di atas dan berhenti sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang
berlalu. Kemudian dengan menekan tombol yang kedua pengguna dapat menyetel
ulang jam sukat kembali ke nol. Tombol yang kedua juga digunakan sebagai perekam
waktu.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA :
makalah yang membantu
ReplyDeletehttps://fitrianisuci.wordpress.com