Bab 4 –ciri-ciri sosial budaya
ekonomi dan kepercayaan masyarakat berburu dan bercocok tanam.
Fase-fase
perkembangan terbentuknya suatu masyarakat
a.
Fase pertama: manusia saling kawin dan menghasilkan keturunan tanpa ikatan.
Keluarga inti (nuclear family) belum ada. Kondisi ini dinamakan promiskuitas
(promisquitet).
b.
Fase kedua: manusia mulai merasa adanya ikatan anak dengan ibu, dan belum
mengenal ayah, sehingga ibu menjadi kepala keluarga (matriarchaat).
c.
Fase ketiga: sudah timbul keluarga dengan ayah sebagai kepala keluarga
(patrilineal atau patriachaat).
d.
Fase keempat: timbul keluarga parental (bilateral) karena berubahnya perkawinan
diluar kelompok menjadi endogami, sehingga anak bisa lansung brhubungan dg ayah
dan ibunya.
1.
Masa berburu dan mengumpulkan makanan
Manusia
pendukung: pithecantropus erectus, pithecantropus soloensis, homo wajakensis.
I.
Ciri-ciri sosial:
1.
Manusia purba hidup dlm kelompok-kelompok kecil,
2.
Pola hidup mengembara,
3.
Tinggal di gua-gua di sekitar sungai / pantai,
4.
Laki-laki berburu, wanita menjaga anak,
5.
Konsep perkawinan belum jelas.
II.
Ciri-ciri budaya dan teknologi:
1.
Masyarakat berburu & meramu. Membuat peralatan hidup dari batu tulang,
kulit kayu,
2.
Membuat perhiasan kalung dari kulit kerang,
3.
Benda hasil budaya masa berburu dan meramu.
Hasil
penelitian dari Von Koenigswald, diikuti oleh HR. Von Heekeren, Basuki dan RP.
Soejono:
a.
Kapak perimbas (chopper): tidak memiliki tangkai, ditemukan di daerah punung
(kab. Pacitan) oleh Von koenigswald (1935). Tempat penemuan: suka bumi, ciamis,
bengkulu, lahat(sumatra), bali, flores, & timor.
b.
Alat serpih: dari bentuknya diduga digunakan sebagai pisau, gurdi atau alat
penusuk. Ditemukan oleh Von koenigswald (1934) di sangiran (kab. Surakarta),
tempat penemuan lain: cabbenge (sul-sel) maumere (flores).
c.
Flakes: kapak genggam kecil. Goa-goa yang tempat ketinggiannya tidak jauh dari
air disebut abris sous roche, yg ditemukan di leang-leang sulsel. Ditemukan
juga kjokkenmoddinger (timbunan kulit siput & kerang yg menggunung).
d.
Alat-alat tulang: hasil dari tulang binatang bururannya yg dijadikan alat
pemenuh kebutuhan (sperti pisau, belati dll). Banyak ditemukan di Ngandong
(Madiun).
III.
Ciri kehidupan ekonomi
Masih
sgt sderhana, hidup berkelompok. Tempat tinggalnya berpindah-bindah (nomaden).
IV.
Kepercayaan
Masih
mempercayai roh orang yang telah meninggal, mereka percaya adanya hubungan
antara orang meninggal dgn yang masih hidup.
2.
Masa bercocok tanam dan beternak
a.
Ciri sosial ekonomi: mereka mulai menanam jenis-jenis tanaman semula liar, juga
mulai menjinakkan hewan. Cocok tanam yg mereka lakukan adl dg cara berhuma
(membuka perladangan dg membersihkan hutan dan menanaminya. Dan alat-alat
mereka semakin sempurna.
b.
Ciri hasil budaya(teknologi) bercocok tanam.
1.
Alat batu, gerabah dan perhiasan: beliung persegi, kapak lonjong, mata panah,
gerabah, perhiasan, batu pipisan yaitu berfungsi penghalus, pabble/ kpak
sumatra, alat pemukul kulit kayu.
2.
Bangunan megalithikum: (kepercayaan antara hidup dgn yg mati) menhir (tiang
untuk memuja arwah nenek moyang), dolmen (batu tempat meletakkan sesaji),
sarkofah (peti jenazah terbuat dari batu pipih), punden berundak-rundak
(bangunan suci untuk memuja arwah), waruga (kubur batu), arca.
3.
Masa perundagian
a.
Ciri sosial ekonomi: sudah mengenal teknik-teknik pengolahan logam (perunggu
dan besi). Tempat untuk mengolah logam (perundagian) dan orang yang ahli
mengerjakan (undagi).
b.
Kepercayaan: tidak jauh berbeda dengan kepercayaan masa becocok tanam,
berintikan penghormatan dan pemujaan terhadap roh nenek moyang. Animisme:
kepercayaan yang memuja roh nenek moyang, Dinamisme: percaya bahwa benda-benda
tertentu memiliki kekuatan ajaib.
c.
Peralatan masa perundagian/ hasil budaya: hasil kebudayaan berupa
alat-alat dari logam yg dibuat dg teknik a cire perdue(sistim cor logam mengg.
Model dri lilin) & bivalve (menggunakan cetakan batu). Bentuknya: nekara
(genderang perunggu untuk memanggil hujan), moko (nekara lebih kecil &
ramping), kapak candrasa (kapak sepatu asimetris), bejana perunggu, arca
perunggu, perhiasan, alat-alat dari besi.
0 comments:
Post a Comment